Kamboja Merah (Plumeria Rubra)

Tumbuhan ini berasal dari Amerika Tengah. Nama Plumeria diberikan untuk menghormati Charles Plumier (1646-1706), pakar botani asal Prancis. Meskipun berasal dari luar negeri, kamboja juga banyak ditemukan di Indonesia terutama di Bali. 

Hampir di setiap sudut Pulau Bali terdapat tanaman kamboja karena keberadaan tanaman ini erat dengan kebudayaan masyarakat setempat. Pohon yang kuat ini sering ditanam di sekitar kuil dan kuburan. Ini karena di India, kamboja Merah dianggap sebagai simbol keabadian.

CIRI-CIRI
Plumeria rubra termasuk dalam keluarga dogbane dan tumbuh sebagai semak atau pohon kecil yang menyebar hingga ketinggian 2–8 m dan lebar serupa. Ia memiliki batang tebal yang segar dan cabang tumpul seperti sosis yang ditutupi kulit kayu tipis berwarna abu-abu. Cabang-cabangnya agak rapuh dan bila patah mengeluarkan getah putih yang dapat mengiritasi kulit dan selaput lendir. Lateks yang terdapat pada batang tanaman ini sebenarnya beracun, namun tidak mematikan kecuali jika terdapat dalam jumlah banyak. Daunnya yang besar berwarna hijau bisa mencapai panjang 30 sampai 50 cm dan tersusun berselang-seling dan bergerombol di ujung dahan. Batang tanaman ini bisa mencapai 25 cm di alam liar.

HABITAT DAN BUDI DAYA
Plumeria Rubra tumbuh di dataran rendah serta umumnya mendiami daerah panas (daerah beriklim subtropis dan tropis) dan berbatu dengan curah hujan kering hingga sedang. Mereka dapat bertahan hidup di lokasi dengan musim kemarau yang menonjol, di mana mereka dapat berbunga di lahan yang gundul, atau di kondisi yang lebih lembab, di mana mereka dapat tetap hijau. Pohon ini dapat ditemukan di hutan berbatu, lereng gunung, dan bahkan kadang-kadang di dataran atau sabana. Ia menempati ketinggian 500 hingga 1000 meter tetapi dapat ditemukan hingga ketinggian 1500 meter.

Kamboja Merah dapat mentolerir berbagai jenis tanah, dari asam hingga basa dan berpasir hingga tanah liat. Tanaman ini tumbuh paling baik di tanah kering hingga sedang, tanah berdrainase baik di bawah sinar matahari penuh, dan akan berbunga hampir sepanjang tahun di daerah tropis. Mereka tidak tumbuh dengan baik di tanah basah dan di daerah dengan suhu di bawah 10 °C.

Selama musim dingin, tanaman akan berhenti berbunga dan menggugurkan daunnya. Tanaman yang sudah mapan juga sangat toleran terhadap garam dan bahkan tahan terhadap angin yang mengandung garam. Banyak tersedia di pembibitan, kamboja mudah diperbanyak dengan stek cabang yang diambil pada bulan-bulan dingin dan dibiarkan kering selama seminggu atau lebih.

MANFAAT
Dinas Kehutanan USDA mencantumkan Plumeria rubra sebagai tanaman beracun dan memperingatkan agar tidak menyentuh atau memakan bagian mana pun dari tanaman tersebut. Di Kamboja, seperti spesies Plumeria lainnya, bunga P. rubra digunakan untuk kalung, sebagai persembahan kepada dewa atau sebagai hiasan peti mati. 

Di pulau Molokai di kepulauan Hawaii, Kamboja Merah dibudidayakan untuk menghasilkan karangan bunga leher (lei). Mereka juga digunakan untuk membuat minyak wangi di banyak pulau Pasifik termasuk Hawaii. Bunganya digunakan untuk mengharumkan minyak kelapa.

TAKSONOMI

  • Kingdom
    Plantae
  • Clade
    Tracheophytes
  • Clade
    Angiosperms
  • Clade
    Eudicots
  • Clade
    Asterids
  • Order
    Gentianales
  • Family
    Apocynaceae
  • Genus
    Plumeria
  • Species
    Plumeria rubra